Namanya
adalah Jack Hilton, biasa dipanggil Hilton, Dia memiliki keanehan yang hanya
dimiliki oleh dirinya, dan inilah kejadiannya. Kejadian ini berawal pada saat
Ia menderita kelainan yang sangat aneh, yaitu ketika Ia berusia 18 tahun, Ia
memiliki bulu seperti bulu burung hantu dan Ia hanya dapat beraktifitas normal
pada malam hari. Kelainan itu mulai disadarinya karena setiap malam Hilton
merasakan gatal dan hawa panas diseluruh tubuhnya. Setelah Ia diperiksa ke
dokter, dokter sontak kaget melihat kelainan yang menimpa Hilton, berhubung ini
adalah penyakit yang baru ada didunia, maka berbagai dokterpun menamai penyakit
ini dengan nama “Strigiformes Adrenaline”.
Pada saat Ia pertama kali mengetahui
kelainannya itu, Ia panik dan kebingungan, lantas Ia cepat-cepat menanyakan
perihal keanehaanya itu kepada ayahnya.
Hilton :Yah, kenapa tubuhku dipenuhi bulu seperti
ini? Apa yang terjadi padaku Yah?
Ayah :Hah...(kaget), yang benar?
mungkin ini terjadi akibat kutukan perempuan tua itu.(bergumam)
Hilton :Perempuan tua siapa yah, memang ada apa
dengan perempuan tua itu?
Ayah :Sebenarnya dulu ayah pernah tidak sengaja
membunuh burung hantu ketika ayah sedang berburu. Ayah kira burung hantu itu
adalah burung hantu liar, tapi ternyata dugaan ayah salah, ternyata burung
hantu itu milik seorang perempuan tua yang tinggal di gubuk yang kotor.
Kemudian perempuan itu marah dan berkata bahwa ketika ayah memiliki seorang
anak, maka anak itu akan tumbuh bulu seperti bulu burung hantu yang ayah bunuh
itu.
Hilton :Apa ayah meminta maaf kepada perempuan tua
itu?
Ayah :Pada saat itu ayah berpikir bahwa perempuan
tua itu hanyalah orang gila yang sengaja dibuang oleh keluarganya.
Dengan perasaan yang kecewa kepada
ayahnya dan hati yang sedih Hiltonpun berlari menuju kamarnya.
Keesokan harinya Hilton memutuskan
untuk mencari tahu dimana keberadaan Perempuan tua yang telah mengutuk dirinya
menjadi seperti sekarang ini. Iapun menemui ayahnya untuk mengetahui informasi
tentang perempuan tua itu.
Hilton :Yah,
bolehkah aku menanyakan sesuatu tentang perempuan tua yang kita bicarakan
kemarin?
Ayah :Silahkan
nak, apa yang ingin kamu tanyakan?
Hilton :jadi
saya mau tanya, dimanakah dulu ayah menemui perempuan tua itu?
Ayah :Dulu
ayah bertemu dengan perempuan tua itu di tengah hutan terlarang yang berada di
sebelah barat lereng bukit Devil King.
Hilton :Apakah
ayah tau nama perempuan tua itu? Dan dimanakan Ia tinggal?
Ayah :Kalau
tidak salah perempuan tua itu bernama Sabak atau orang-orang sering menyebutnya
dengan Nenek Sabak, Ia tinggal di tepi sungai Sun Angel. Apakah masih ada yang
ingin ditannyakan lagi?
Hilton :satu
lagi yah, apakah ayah tahu ciri-ciri nenek Sabak itu?
Ayah :Ia
selalu memakai jubah berwana merah, dengan tongkat berkepala ular ditangan
kanannya.
Hilton :Baiklah
yah, kalau begitu aku meminta izin kepada ayah, karena aku ingin mencari
perempuan tua itu untuk menghapuskan kutukanku ini.
Ayah :Baiklah
nak, hati-hati. Dan kamu harus ingat satu hal, jangan sampai kamu terkena
tongkat itu, karena tongkat itu akan membuatmu kehilangan ingatan untuk
selamanya.
Hilton :Iya
yah, akan selalu ku ingat pesan ayah itu.
Hutan Terlarang
tempat nenek Sabak
|
Setelah
dirasa mendapatkan informasi yang cukup, Iapun langsung menuju kekamarnya untuk
mengambil jubah dan beberapa makanan untuk bekal diperjalanannya. Hiltonpun tak
lupa membawa anjing kesayangannya itu, anjing itu di beri nama Jinggo. Dulu
Jinggo adalah anjing pemburu yang biasa diajak berburu oleh ayahnya Hilton.
Hari menjelang malam, waktunya
Hilton untuk pergi mencari nenek Sabak. Ia pergi dengan menggunakan kuda hitam
yang bernama Jigs. Tanpa membuang-buang waktu, Hiltonpun langsung menuju hutang
terlarang tempat nenek Sabak itu berada.Setelah Hilton hampir sampai di hutan
terlarang itu, tiba-tiba ada sekumpulan orang-orang kerdil yang menyerang
Hilton dengan brutal. Dengan sigap Hiltonpun melawan serangan dari orang-orang
kerdil itu. Ternyata serangan orang-orang kerdil itu tidak bisa dianggap
enteng, walaupun badannya hanya setinggi pinggang Hilton, tapi Hilton kualahan
menghadapi serangan itu. Untung saja Hilton berhasil mengalahkan orang-orang
kerdil itu. Tapi Hilton tidak sadar kalau anjing kesayangannya itu telah diambil
para manusia kerdil itu. Lantas Hiltonpun menghentikan pencarian nenek Sabak,
dan memfokuskan dirinya pada pencarian si Jinggo, anjing kesayangannya itu.
Setelah beberapa jam melakukan
pencarian, akhirnya Ia menemui titik terang, Ia melihat banyak jejak kaki kecil
yang kemungkinan jejak kaki itu adalah jejak kaki orang-orang kerdil tadi.
Tanpa berpikir panjang Hiltonpun mengikuti jejak kaki itu, hingga sampai di
sebuah kampung yang masih sangat terisolir, dengan gubuk-gubuk bambu kecil
tertata rapi. Hilton langsung menyusuri tiap-tiap gubuk itu, hingga sampai Ia
di sebuah lapangan yang luas, disitu berkumpul ratusan manusia kerdil dan
anjingnya Jinggo. Nyali Hiltonpun menjadi ciut karena melihat begitu banyaknya
manusia kerdil itu. Tapi terdapat kejadian yang aneh pada saat itu. Manusia
kerdil itu tidak menyerang Hilton, bahkan ternyata manusia kerdil itu terlihat
baik. salah satu manusia kerdil itu bahkan memperkenalkan diri, nama salah satu
manusia kerdil itu adalah Edward, setelah mereka berdua saling memperkenalkan
diri, Edwardpun mengajak Hilton untuk duduk dan menceritakan kenapa Hilton bisa
sampai kesini. Setelah Edward tahu bahwa Hilton datang ke hutan ini untuk
mencari keberadaan nenek Sabak, Edwardpun kaget, karena nenek Sabak adalah
musuh terbesar bagi manusia kerdil. Hampir setiap tahun pasti ada manusia
kerdil yang hilang atau terbunuh dengan mengenaskan. Karena setiap tahun nenek
Sabak selalu meminta satu manusia kerdil untuk dijadikan sebagai tumbal.
Setelah Hilton yakin bahwa nenek Sabak itu bukan perempuan yang baik, Hiltonpun
mengajak beberapa manusia kerdil untuk mencari dan melawan nenek Sabak itu.
Pada pagi hari sebelum mentari
memancarkan sinarnya, Hilton dan manusia kerdilpun bangun untuk menyusun
rencana bagaimana cara mengalahkan nenek Sabak. Ternyata Edward tahu kelemahan
dari nenek Sabak, kelemaha dari nenek Sabak adalah dengan cara menghilangkan
atau memusnahkan tongkat berkepala ular yang biasa dibawa oleh nenek Sabak,
karena jika nenek Sabak itu kehilangan tongkatnya, Dia tidak akan memiliki
kekuatan apa-apa.
Siang harinya Hilton dan para
menusia kerdil itu mengelompok menjadi empat kelompok, kelompok pertama
bertugas untuk menyusuri hutan ke arah kiri atau ke arah selatan, kelompok ke
dua bertugas untuk menyusuri hutan ke depan atau ke arah barat, kelompok ke
tiga bertugas untuk menyusuri hutan ke arah kanan atau ke arah utara, dan
kelompok ke empat bertugas untuk tetap berjaga-jaga di tempat untuk menunggu
kabar dari ketiga kelompok lainnya. Setelah semua dirasa beres, ke empat
kelompok itu langsung berpencar menyusuri hutan terlarang.
Sambil menunggu informasi dari
ketiga kelompok yang sedang menyusuri hutan, kelompok ke empatpun berinisiatif
untuk membuat berbagai perlengkapan berperang, ada yang bertugas membuat baju
perang, ada pula yang bertugas untuk membuat senjata. Baju perang dan senjata dibuatnya
dengan bahan dasar baja, baja diperolehnya dari orang-orang yang datang ke
hutan ini, dan meninggalkan peralatannya begitu saja karena ketakutan akan
sosok manusia kerdil. Ada peralatan yang sudah berbentuk senjata, seperti
pedang dan panah. Ketika matahari mulai tenggelam, ada banyak orang berlari
dari dalam gelapnya hutan, sontak orang-orang yang sedang membuat senjata itupun
kaget dan mereka bersiap-siap untuk melawan orang-orang yang berlari dari dalam hutan itu. Ternyata gerombolaan
orang-orang dari dalam hutan itu adalah ke-tiga kelompok yang menyusuri hutan
tadi pagi itu. Dengan hembusan nafas yang cepat bagaikan mesin pompa Hiltonpun
memberi kabar bahwa mereka telah bertemu dengan nenek Sabak, tapi kelihatannya
nenek Sabak tidak menyukai kehadirannya. Nenek Sabakpun langsung menyerang
mereka tanpa rasa belas kasihan. Kamipun segera melarikan diri dari serangan
nenek Sabak itu.
Pada malam hari mereka semua
beristirahat di sungai dekat hutan terlarang itu. Pada saat mereka tertidur
pulas, Hilton bermimpi bertemu dengan sosok burung hantu, dan kelihatannya
burung hantu itu memberikan pesan bahwa jika Hilton ingin menang melawan nenek
Sabak, Hilton harus mendi dengan air dari sungai tempat nenek Sabak itu berada,
lalu jika kamu bertemu dengan nenek Sabak, hentakanlah kaki kananmu sebanyak
tiga kali, dan kamu akan mempunyai kekuatan yang sangat luar biasa. Ketika ayam
hutan saling bersautan menyambut mentari, merekapun segera terbangun dari tidur
pulasnya, dan Hilton teringat akan mimpinya tadi malam, dan Ia baru tersadar
bahwa sungi dekat tempat tidurnya semalam adalah sungai Sun Angel, tempat nenek
Sabak itu tinggal. Tanpa buang-buang waktu Hiltonpun langsung menceburkan
dirinya ke sungai itu, sementara Jinggo hanya melihatnya dari tepi sungai.
Setelah semua orang selesai mandi, dan bersiap-siap mengenakan baju perang dan
membawa senjata yang telah dipersiapkan kemarin, mereka dibagi lagi menjadi dua
kelompok, kelompok pertama yang dipimpin oleh Hilton dengan membawa Jinggo dan Jigs
bertugas untuk menyusuri sungai melawan arus sungai, dan kelompok ke-dua yang
dipimpin oleh Edward bertugas untuk menyusuri sungai mengikuti arus sungai.
Sedangkan untuk menginformasikan adanya keberadaan nenek Sabak, masing-masing
kelompok membawa satu burung merpati ajaib, dan barang siapa yang menemui nenek
Sabak, mereka harus melepaskan burung merpati itu, maka burung merpati yang
dilepas itu akan menemui merpati pasangannya, yaitu merpati yang dibawa oleh
kelompok lain. Setelah dirasa semuanya beres, ke-dua kelompok itu berpencar
untuk mencari keberadaan nenek Sabak kembali
Gubuk tempat
tinggal nenek Sabak
|
Matahari
menunjukkan siang, dan nenek Sabak belum menampakkan dirinya. Hingga pada malam
hari Hilton melihat gubuk yang hampir rubuh terletak di tepi sungai, “mungkin
ini gubuk yang dibilang ayah adalah tempat tinggal nenek Sabak itu” bicara
Hilton dalam hati. Tanpa berlama-lama Hilton langsung mendekati gubuk itu,
memang benar ucapan ayah, gubuk itu dikelilingi oleh berbagai ular yang siap
siaga menjaga gubuk itu, dan terlihat sosok nenek Sabak sedang terduduk di
depan gubuknya. Tanpa pikir panjang Hilton langsung menghentakkan kaki kanannya
sebanyak tiga kali, dan Hiltonpun terlihat bercahaya putih terang, dengan
matanya yang bulat tajam bagaikan bulan purnama. Dengan rasa dendam yang
membara dalam hatinya, Hilton melawan nenek Sabak. Nenek Sabak yang sedang terdiampun
kaget melihat sosok Hilton, setelah nenek Sabak tahu bahwa Ia dalam keadaan
bahaya, nenek Sabak langsung mengambil tongkatnya yang terletak di sampingnya.
Pertarunganpun terjadi cukup lama, dan pertarungan berakhir ketika Hilton tidak
bisa mengendalikan kekuatannya, dan Hilton langsung tidak sadarkan diri karena
kekuatan itu. Nenek Sabak yang sudah terlihat lelah segera pergi, dan Hilton
yang masih tidak tersadar dibawa menuju tepi sungi Sun Angel, keajaibanpun
terjadi, air dari sungai Sun Angel itu merambat dengan sendirinya dan
menghampiri Hilton, air itu masuk melalui hidung dan mulut Hilton, dan Hilton
langsung tersadar dan yang lebih anehnya Hilton terlihat lebih sehat dibandingkan
sebelumnya.
Karena Hilton belum bisa
mengendalikan kekuatannya itu, maka Edward membantu Hilton untuk mengendalikan
kekuatannya, Hilton juga diberitahu oleh Edward, bahwa jika ada seseorang yang
dikutuk oleh nenek Sabak, maka orang itu akan mempunyai kekuatan yang sangat
dahsyat dan kekuatan itu akan bertambah pada saat malam bulan purnama, bahkan
kekuatan itu dapat mengalahkan nenek Sabak itu sendiri. Setelah berminggu-minggu
Hilton latihan dengan serius.
Hingga pada saat malam bulan
purnama, Hilton yang ditemani oleh Jinggo dan Jigs mencari keberadaan nenek
Sabak, tanpa ditemani oleh manusia-manusia kerdil. Ia bergegas menuju gubuk
tempat tinggal nenek Sabak. Pada saat bulan purnama benar-benar jelas Hilton
sudah sampai di gubuk nenek Sabak, tapi Hilton tidak menemui nenek Sabak, dan
Jinggo langsung menyerang ular yang sedang menjaga di rumah nenek Sabak,
sementara Hilton langsung menuju ke tepi sungai dekat rumah nenek Sabak. Benar
saja dugaan Hilton, nenek Sabak sedang berada di tepi sungai dekat rumahnya,
ternyata nenek Sabak itu sedang bertapa, dan Edward si manusia kerdil itu
pernah bilang kalau sebelum nenek Sabak meminta tumbal kepada manusia kerdil,
nenek Sabak selalu bertapa di tepi sungai dekat rumahnya, jadi kemungkinan
nenek Sabak akan meminta tumbal.
Sebelum nenek Sabak menyelesaikan
tapanya, lantas Hilton menyerang nenek Sabak dari belakang, dan entah kenapa
pada saat Hilton hendak menyerang nenek Sabak, justru Ia terpental dan jatuh di
antara tumpukan dedaunan kering. Dan ketika nenek Sabak merasa nyawanya dalam
keadaan bahaya, lantas Ia menghentikan tapanya dan balik menyerang Hilton.
Pertarunganpun berlangsung sangat sengit, nenek Sabak mengeluarkan berbagai
jurusnya, begitu pula dengan Hilton yang mengerahkan seluruh tenaganya. Hingga
ayam hutan berkokokpun mereka masih saling menyerang, dan Hiltonpun teringat
akan kelemahan nenek Sabak, semua kekuatan nenek Sabak itu berada di
tongkatnya, lantas Hilton mengambil sebilah bambu untuk menyingkirkan
tongkatnya itu. Dengan sekuat tenaga Hilton memukul tongkat milik nenek Sabak
dengan sebilah bambu, dan tongkat berkepala ular itu terlepas dari tangan nenek
Sabak dan terjatuh ke sungai yang arusnya pada saat itu sangat deras. Nenek
Sabakpun bingung hendak melawan dengan apa, sementara tongkatnya telah hilang.
Setelah hilton memiliki peluang
untuk mengalahkan nenek Sabak, ternyata kenyataannya sungguh mengejutkan, nenek
Sabak yang tengah bertekuk lutut dihadapan Hilton, Hilton justru menyuruh nenek
Sabak untuk berdiri dan menyuruh nenek Sabak untuk menceritakan kenapa Hilton
bisa seperti ini, dan bagaimanakan cara untuk menghilangkan kutukan ini. Nenek
Sabak tersenyum dan menjelaskan cara menghilangkan kutukan itu, kutukan itu
akan hilang jika kamu sudah menolong ataupun menyelamatkan 33 orang yang lemah.
Setelah Hilton mengetahui bagaimana
cara menghilangkan kutukan itu, la segera kembali ke gubuk nenek Sabak untuk
menyelamatkan Jinggo yang sedang bertarung dengan ular-ular milik nenek Sabak,
Tapi sungguh mengenaskan, Jinggo tergeletak dengan bersimbah darah. Hiltonpun
membawa Jinggo pulang dengan menunggangi kudanya, keajaibanpun kembali terjadi,
pada saat Jinggo mendapat kasih sayang yang tulus dari Hilton, Jinggo hidup
kembali dan Hilton pun kaget, bahwa darah dan luka yang ada pada tubuh Jinggo
hilang dalam seketika.
Ketika Hilton sampai dirumah,
Hilton tidak malu lagi dengan keanehannya itu, bahkan orang-orang menjuluki
Hilton dengan julukan sebagai Hilton The Owl Man atau Hilton manusia burung
hantu.