TIGA ORANG PASIEN
(Karya : Suryo WP)
(Karya : Suryo WP)
Pada suatu hari di
sebuah Rumah sakit, sebut saja namanya Rs Rejeki Bundo (Ingat ini Rumah Sakit,
bukan Rumah Padang). Ada tiga orang Pasien yang menderita sakit yang dibilang
cukup berat, sedangkan di Rumah Sakit tersebut hanya ada satu dokter yang bisa
menangani Penyakit berat tersebut. Suasana menjadi tegang ketika tiga orang
yang sakit itu kambuh penyakitnya pada waktu yang bersamaan. Sang dokter yang
dibantu seorang perawatpun dengan sigapnya datang ke ruangan tiga orang pasien
tersebut yang kebetulan ruangannya saling bersebelahan. Dokter dan Perawat
kebingungan bukan kepalang karena ketiga pasien itu secara bergantian memanggil
dokter untuk meminta pertolongan. Tanpa pikir panjang si perawatpun berdiri di
depan ruangan ketiga pasien itu dan berteriak.
Perawat : “siapa yang berani bayar tinggi, maka
dialah yang ditolong terlebih dahulu.”
mendengar kata-kata perawat itu, Sang dokterpun kebingungan dan bertanya kepada si perawat
Dokter :“maksud anda apa bilang seperti itu?”
Perawat :”tenang aja dok, yang ini biar saya yang urus.”
Dokterpun hanya terdiam, tiba-tiba pasien 1 pun menjawab kata-kata dari Si perawat tadi.
Pasien 1 :”Saya berani 100 ribu rupiah.”
Perawat :”Ada yang lain?”
Pasien 2 :”200 ribu rupiah.”
Pasien 3 :”250 ribu rupiah.”
mendengar kata-kata perawat itu, Sang dokterpun kebingungan dan bertanya kepada si perawat
Dokter :“maksud anda apa bilang seperti itu?”
Perawat :”tenang aja dok, yang ini biar saya yang urus.”
Dokterpun hanya terdiam, tiba-tiba pasien 1 pun menjawab kata-kata dari Si perawat tadi.
Pasien 1 :”Saya berani 100 ribu rupiah.”
Perawat :”Ada yang lain?”
Pasien 2 :”200 ribu rupiah.”
Pasien 3 :”250 ribu rupiah.”
Setelah lama bernegosiasi Pasien 1 pun
berkata bahwa dia berani membayar 500 ribu rupiah, pasien yang lainpun berpikir
panjang, karena tidak ada yang menjawab lagi sang dokter dan perawatpun menuju
ruangan Pasien 1 dan diharuskan melakukan operasi kecil.
Ketika sang dokter mulai membedah tubuh
si pasien, si perawat mendengar pasien 2 berteriak “Saya berani 600 ribu
rupiah.”, karena si perawat hanya mementingkan uang maka si perawatpun mengajak
si dokter dan bergegas untuk menolong pasien 2 dan meninggalkan pasien 1 yang
sedang terbaring di ruang operasi. Si pasien 1 berteriak kesakitan, tetapi sang
dokter dan perawat mengabaikannya.
Ketika dokter telah selesai menangani
pasien 2, dokter dan perawatpun kembali ke ruang operasi. Betapa kagetnya sang
dokter dan perawat itu melihat kata-kata yang terdapat di kaos seseorang yang
lewat di hadapannya, ternyata tulisan itu adalah”Ya Allah, kebirikanlah mereka
orang-orang yang korupsi, Amin” Sang dokter dan perawatpun langsung
kejang-kejang dan pingsan seketika. Semenjak kejadian itu, Sang dokter dan
perawatpun tidak berani mengulangi perbuatannya lagi.
STRUKTUR DALAM TEKS ANEKDOT TIGA
ORANG PASIEN
Abstraksi : Pada suatu hari di
sebuah Rumah sakit, sebut saja namanya Rs Rejeki Bundo (Ingat ini Rumah Sakit,
bukan Rumah Padang).
Orientasi : Ada tiga orang Pasien
yang menderita sakit yang dibilang cukup berat
Krisis : Ketika sang dokter mulai membedah tubuh
si pasien, si perawat mendengar pasien 2 berteriak “Saya berani 600 ribu
rupiah.”, sehingga sang dokter dan perawat menuju ke ruangan pasien 2 dan
mengabaikan pasien 1, dan ketika sang dokter dan perawat kembali ke ruang
operasi mereka melihat tulisan di kaos bertuliskan ”Ya Allah, kebirikanlah
mereka orang-orang yang korupsi, Amin”.
Reaksi : Si pasien 1 berteriak kesakitan, tetapi
sang dokter dan perawat mengabaikannya. Dan Sang dokter dan perawatpun langsung
kejang-kejang dan pingsan seketika.
Koda : Semenjak kejadian itu, Sang dokter dan
perawatpun tidak berani mengulangi perbuatannya lagi.
KAIDAH DALAM TEKS ANEKDOT TIGA
ORANG PASIEN
1. Lucu :
Ketika sang dokter mulai membedah tubuh si pasien, si perawat mendengar pasien
2 berteriak “Saya berani 600 ribu rupiah.”, sehingga sang dokter dan perawat
menuju ke ruangan pasien 2 dan mengabaikan pasien 1, dan ketika sang dokter dan
perawat kembali ke ruang operasi mereka melihat tulisan di kaos bertuliskan ”Ya
Allah, kebirikanlah mereka orang-orang yang korupsi, Amin”.
2. Sindiran : Menyindir pelayanan publik yang kurang
baik, karena terdapat orang-orang yang kurang bertanggung jawab terhadap
pekerjaannya.
3. Partisipan : Dokter, Perawat, dan tiga orang Pasien.
NISFA DAN SEORANG
PEROKOK
(Karya : M. Syahrul H.)
(Karya : M. Syahrul H.)
Pada hari senin yang cerah Ibu
Rida dan Nisfa mendatangi sebuah
puskesmas di sekitar rumah mereka untuk memeriksa kesehatan, nisfa adalah anak
kecil yang lucu dan crewet, mereka di kursi tunggu untuk menuggu giliran.
Tepat di depan mereka ada orang
yang lagi merokok dan yang diatas orang tersebut terdapat tulisan “Kawasan
Tanpa Rokok” , Nisfa pun bertanya kepada ibunya.
Nisfa : ”Ibu..,
kenapa kok orang disamping kita tutup hidung?”
Ibu :”Karena didepan kita ada orang merokok, karena rokok itu bisa menyebabkan batuk.”
Nisfa :”oh..., gitu ya bu, kalau makan permen susu ini nggak apa-apa kan bu?”
Ibu :”Iya, nggak apa-apa.”
Ibu :”Karena didepan kita ada orang merokok, karena rokok itu bisa menyebabkan batuk.”
Nisfa :”oh..., gitu ya bu, kalau makan permen susu ini nggak apa-apa kan bu?”
Ibu :”Iya, nggak apa-apa.”
Nisfa
menghampiri Si perokok yang berbadan penuh tato itu, Nisfa menasihati si perokok
itu “Om, jangan merokok ya nanti batuk lho, ini Nisfa kasih permen susu ya biar
sehat”. Seluruh pengunjung Puskesmas tertawa karena tingkah laku Nisfa yang
lucu dan benar. Akhirnya si perokok itu pergi dari kursi antrian tersebut, dan
Nisfa menghampiri Ibunya.
STRUKTUR TEKS ANEKDOT NISFA DAN SEORANG PEROKOK
Abstraksi : Pada hari senin yang cerah Ibu
Rida dan Nisfa mendatangi sebuah
puskesmas di sekitar rumah mereka untuk memeriksa kesehatan, nisfa adalah anak
kecil yang lucu dan crewet, mereka di kursi tunggu untuk menuggu giliran.
Orientasi : Tepat di depan mereka ada orang
yang lagi merokok dan yang diatas orang tersebut terdapat tulisan “Kawasan
Tanpa Rokok” , Nisfa pun bertanya kepada ibunya.
Krisis :
Nisfa menghampiri Si perokok yang berbadan penuh tato itu, Nisfa menasihati si
perokok itu “Om, jangan merokok ya nanti batuk lho, ini Nisfa kasih permen susu
ya biar sehat”.
Reaksi :
Seluruh pengunjung Puskesmas tertawa karena tingkah laku Nisfa yang lucu dan
benar.
Koda :
Akhirnya si perokok itu pergi dari kursi antrian tersebut, dan Nisfa
menghampiri Ibunya.
KAIDHA DALAM TEKS ANEKDOT NISFA DAN SEORANG PEROKOK
1. Sindiran :
Ditujukan kepada orang yang merokok tidak pada tempatnya
2. Unsur Lucu :
Nisfa menghampiri Si perokok yang berbadan penuh tato itu, Nisfa menasihati
si perokok itu “Om, jangan merokok ya nanti batuk lho, ini Nisfa kasih permen
susu ya biar sehat”.
3. Partisipan :
Nisfa, Ibu, dan Seorang perokok.
1 komentar:
Post a Comment